ORGANEL SEL
Retikulum
Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar
Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri
terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan
ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan
langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.
Pada
bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan
tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini
disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan
membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein
tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan
dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan
bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut
Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum.
Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian
besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ
seperti hati.
Retikulum
endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung
ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada
jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian
banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran
dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian
lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi
membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel
lainnya.
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1.
RE kasar Di permukaan RE kasar,
terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam
sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis
protein.
2.
RE halus Berbeda dari RE kasar, RE
halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi
dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat
dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
3.
RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik
adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot
licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah
kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik
menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan
kontraksi otot.
RE halus
berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun
"RE berfungsi sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri"
Jaring-jaring
endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara
selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan.
Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang
terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi
mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life,
1984).
Jadi fungsi
RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti
sel dengan sitoplasma.
Fungsi
Retikulum Endoplasma
·
Menjadi tempat penyimpan Calcium,
bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke
sitosol
·
Memodifikasi protein yang disintesis
oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari
sel.
·
(RE kasar)
·
Mensintesis lemak
dan kolesterol, ini terjadi di hati
·
(RE kasar dan RE halus)
·
Menetralkan racun (detoksifikasi)
misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
·
Transportasi molekul-molekul dan
bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
NUKLEUS
Inti sel merupakan
pusat pengetur berbagai aktifitas sel. Nukleus mengandung DNA dalam jumlah yang
besar yang disebut Gen. Gen yang terdapat pada kromosom berfungsi untuk
sintesa RNA yang mengatur karateristik dari protein yang diperlukan untuk
berbagai aktifitas enzimatik serta mengatur reproduksi sel. Inti sel terdiri
atas nukleolus, nukleoplasma dan membran inti sel.
Membran dari
inti sel terdiri 2 lapis, dimana lapisan luar berhubungan dengan membran
retikulum endoplasma. Pada membran inti sel terdapat porus yang mempunyai
diameter yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh molekul protein yang
disintesa dalam inti sel.
Pada
nukleoplasma terdapat nukleoli yang tidak mengandung membran. Nukleolus
mengandung banyak RNA dan protein, dan ukurannya bertambah besar bila sedang
aktif mensintesa protein. Gen mengatur sintesa protein dan RNA dan menyimpannya
dalam nukleolus. RNA dan protein ini akan ditransport keluar menuju sitoplasma
melalui porus yang terdapat pada membran inti sel.
DNA yang terdapat pada kromoson
merupakan struktur double stranded yang terdiri dari :
1.
Gugus fosfatbeda ini
2.
Gugus pentose (gula) yaitu
deoksiribosa
3.
Basa nitrogen yaitu purine :
adenine, guanine, pirimidine, sitosine dan thymine.
Gugus posfat
dan pentose membentuk struktur fisik DNA, sedangkan 4 basa yang berbeda ini
membawa informasi genetik. Pada DNA, adenin selalu berikatan dengan thymine dan
guanin selalu terikat dengan sitosine.
Karena DNA
berlokasi pada inti sel sedang hampir semua aktifitas sel terjadi pada
sitoplasma, maka dibentuklah RNA yang dapat berdifusi menuju sitoplasma untuk
mengatur sintesa protein yang spesifik. Proses pembentukan RNA diatur oleh DNA
melalui proses transkripsi.
Perbedaan
struktur RNA dari DNA adalah bahwa pada RNA pentosenya adalah ribosa dan gugus
basa yang berikatan dengan adenin adalah urasil (tidak ada thymine) Proses
pembentukan RNA terjadi di bawah pengaruh enzim RNA polymerase. Setelah
dibentuk RNA akan dilepas ke nukleoplasma. Terdapat 3 jenis RNA yang dibentuk
oleh DNA, dimana tiap jenis RNA mempunyai fungsi yang berbeda yaitu :
1. Messenger RNA (mRNA),
berfungsi membawa kode genetik ke sitoplasma untuk mengatur sintesa protein.
2. Transfer RNA (tRNA)
untuk transport asam amino menuju ribosom untuk digunakan menyusun molekul
protein.
3.
Ribosomal RNA (rRNA)
untuk membentuk ribosom bersama dengan 75 protein lainnya.
Bila molekul mRNA kontak dengan
ribosom, maka akan dibentuklah molekul protein disepanjang ribosom. Proses
pembentukan molekul ini disebut translasi. Jadi pada ribosom
terjadi proses kimia penyusunan asam amino untuk membentuk protein.
BADAN GOLGI
Struktur golgi berupa berkas kantung
berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil
di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat,
pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut
ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding
sel. (Sumber : Time Life, 1984)
Pengertian lain menyebutkan, Badan
golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi
membran. Organel ini hampir terdapat di semua sel eukariotik. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan golgi, Organel ini dihubungkan dengan fungsi
ekskresi sel. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Sedang pada sel tumbuhan memiliki hingga
ratusan badan golgi pada setiap selnya. Golgi pada tumbuhan biasanya disebut
diktiosom. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Fungsi
badan golgi:
1.
Membentuk kantung (vesikula) untuk
sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi
enzim dan bahan-bahan lain.
2.
Membentuk membran plasma. Kantung
atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat
menjadi bagian dari membrane plasma.
3.
Membentuk dinding sel tumbuhan
4.
Fungsi lain ialah dapat membentuk
akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan
pembentukan lisosom.
MITOKONDRIA
Mitokondria, kondriosom
(bahasa Inggris: chondriosome,
mitochondrion, plural:mitochondria) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain,
seperti metabolisme asam
lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan
penghasil energi[1] berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan
lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan
yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat
'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan.
Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan
otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel
hasil evolusi dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota.[2] Hipotesis ini didukung oleh
beberapa fakta antara lain,
·
adanya DNA di dalam
mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya,
·
beberapa kemiripan antara
mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur
DNA yang berbentuk lingkaran.
Oleh karena
itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang
dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot
[Cooper, 2000].
Secara garis
besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang
dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
KLOROPLAS
Kloroplas adalah plastida yang
berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat dalam sel tumbuhan lumut
(Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0 milimikron.
Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua
sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastida .
Plastida adalah organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya
bermacam-macam. Proplastida merupakan prekursor berbagai macam plastida dalam
jaringan tanaman, tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang
berpengaruh, proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda.
Pengamatan dengan mikroskop cahaya,
dengan pembesaran yang paling kuat, kloroplast terlihat berbentuk butir. Pada
tumbuhan tingkat tinggi umumnya plastida berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm,
kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma
tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang,
bryophyta dan lycopodium dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan
kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah
meristem. Bentuk kloroplast yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplast
bernbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang
berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplast berbentuk
pita ditemukan pada Zygnema.
Kloroplas dijumpai terutama pada
bagian daun yang disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun.
Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan
ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat
pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi
cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya
menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa
sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a (
pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip
klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut
karoten.
Seperti halnya mitokondria,
kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam. Seperti membran luar
pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan
membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya
membran dalam relatif lebih impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang
berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang
pada proses fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan
membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling
berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran
tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan
mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport
elektron. Reaksi terang dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar
kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan membran luar
kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung
molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam
polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA
kloroplas. Sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan
di sitoplasma dan selanjutnya dikirim ke kloroplas.
Jalur Fotosintesis
Reaksi Terang
Fotosintesis pada organisme fotosintetik terjadi dalam
2 tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada reaksi terang, klorofil dan pigmen menyerap energi matahari yang
kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia yaitu ATP dan senyawa pereduksi
NADPH.
Reaksi terang dalam proses
fotosintesis menggunakan dua fotosistem sebagai akseptor proton, yaitu
Fotosistem I dan Fotosistem II.
Absorpsi cahaya matahari akan
mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari yang nampak adalah radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400-700 nm. Cahaya matahari ditimbulkan
oleh fusi inti atom hidrogen membentuk atom helium dan elektron. Kemampuan
suatu senyawa kimia untuk menyerap cahaya bergantung pada susunan elektron yang
ada di sekeliling inti atom pada struktur senyawa tersebut. Bilamana foton
diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan ke tingkat energi yang lebih
tinggi, melompat menuju molekul pembawa elektron yang pertama. Jika molekul
klorofil pada membran tilakoid dieksitasi oleh cahaya, tingkat energi elektron
di dalam strukturnya ditingkatkan oleh sejumlah ekuivalen energi cahaya yang
diserap dan klorofilpun tereksitasi. Energi eksitasi ini akan berpindah dengan
cepat melalui kelompok molekul pigmen penangkap cahaya ke pusat reaksi
fotosistem. Di sini elektron memperoleh energi dalam jumlah besar. Elektron
yang panas ini akan dikeluarkan daqri pusat reaksi dan diterima oleh molekul
pembawa elektron yang pertama. Akibatnya molekul pembawa elektron yang pertama
ini akan menjadi tereduksi atau dengan kata lain menerima elektron. Sedangkan
pusat reaksinya kehilangan elektron sehingga meninggalkan lubang elektron.
Elektron yang kaya energi akan terus dibawa oleh molekul pembawa elektron
menuju NADP+ yang direduksi menjadi NADPH. Sementara itu, lubang elektron yang
terbentuk karena eksitasi elektron akan diisi kembali oleh eletron yang berasal
dari fotosistem II. Dalam hal ini, pada fotosistem II juga akan meninggalkan
lubang elektron sehingga kekosongan tempat ini akan diisi oleh elektron yang
berasal dari fotolisis air.
Fotosistem I
merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-a, 50
klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen karoteroid, dan satu molekul penerima cahaya
matahari yang disebut P700. Pada fotosistem I terjadi penyerapan energi
matahari pada panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian kedua yang menyangkut
penyerapan energi matahari pada panjang gelombang di sekitar 680 nm, disebut
fotosistem II, melibatkan proses pembentukan O2 dan H2O . Fotosistem II banyak
menggunakan klorofil-b.
Fotsistem I dan
II merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan elektron
fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP+
sebagai akseptor elektron.
Lepasnya satu
elektron dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul menjadi bentuk
teroksidasinya P700+ yang kekurangan satu elektron. Untuk mengisi
kekurangan itu satu elektron dialiri melalui sederetan molekul pembawa elektron
dari molekul pembawa elektron, dari molekul P680 dalam fosistem II, pengaliran
elektron hanya terjadi setelah terjadinya penyinaran terhadap fotosistem II
yaitu tereksistasinya P680 yang segera melepaskan eelektron ke molekul penerima
elektron pertama. Ini mengakibatakan teroksidasinya bentuk P680 menjadi menjadi
P680+. Kekurangan elektron pada P680+ dipenuhi dari reaksi oksidasi molekul H2O
menjadi O2.
Energi yang diperoleh dari transport
elektron fotosintetik dari H2O ke NADP+ akan mengahsilkan energi dalam bentuk
NADPH. Aliran elektron yang terjadi disebut aliran nonsiklik yang melibatkan
fotosistem I dan fotosistem II.
Bentuk energi lain yaitu yang berupa
ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik dimana elektron ditingkatkan ke
penerima elektron pertama menuju lubang elektron fotosistem I melalui jalan
pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus menerus dalam keluar pusat reaksi
fotosistem I dan masuk kembali ke dalamnya. Sehingga, dalam proses ini tidak
ada pembentukan NADPH maupun pembebasan oksigen melainkan akan menghasilkan
ATP. Aliran siklik terjadi apabila tanaman khususnya lebih banyak memerlukan
ATP daripada NADPH.
Reaksi Gelap
Fotosintesis Tumbuhan C4 Dan CAM
Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan
yang pada fase reaksi gelap menambat CO2 menjadi asam malat dan asam
aspartat 4-carbon. Setelah fotosintesis dalam 14C2 berlangsung
sekitar 1 detik, 80% 14C yang tertambat berada dalam kedua asam
tersebut dan hanya 10 % dalam PGA, hal ini menunjukkan bahwa 3-PGA bukan produk
pertama fotosintesis. Sebagin besar spesies C4 adalah monokotil, jagung dan
tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu panas dan penyinaran tinggi mampu
berfotosintesis lebih cepat dan menghasilkan biomassa lebih cepat.
Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya
HCO3- ) menjadi asam malat dan asam aspartat 4-carbon
terjadi mula-mula melalui penggabungan awal dengan pospoenolpiruvat(PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di mesofil daun dan
sikatalisis oleh pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat dibentuk pada sel
mesofil yang kemudian direduksi menjadi malat dengan pemanfaatan NADPH. Malat
kemudian ditransfer dalam sel pengangkut lalu didekaobosilasi menghasilkan
piruvat dan CO2 . Piruvat yang ditransfer ke sel mesofil dan
dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-fosfat
kinase. CO2 yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat
klarboksilaase melaui jalur calvin di kolroplas seludang berkas. Setelah
dekarbosilasi asam C4, molekul piruivat dan alanin diangkut balik ke sel
mesofil, tempat dimana diubah menjajdi PEP sehingga penambatan CO2 dapat
berlangsung terus.
Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus
dan nanas yang hidup di lingkungan yang panas dan kering, melakukan
fiksasi CO2 yang berbeda dengan tumbuhan C4, tumbuhan ini
hanya menguapkan sedikit uap air melalui stomata bersama dengan pelepasan O2
dan pengikatan CO2. Pada malam hari ketika suhu udara dingin
dan berangin, stomata membuka untuk mengangkap CO2 , kemudian diubah
menjadi oxaloacetate oleh PEP carboxylase. Oksaloasetat diubah menjadi malat
dan disimpan dio valuola, untukmelindungi sitosol dan enzim plastid dari
pH rendah dari disosiasi asam malat. Pada asiang hari stomata menutup, untuk
mencegah penguapan yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi. Dan CO2
bereaksi pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat
NADP-linked. CO2 ini berasimilasi di siklyus calvin dengan bantuan RuBP. Karena
metode fiksasi CO2 pertama kali ditemukan pada tumbuhan
familia Crassulaceae , maka CAM adalah singkatan dari crassulacean
acid metabolism .
VAKUOLA
Vakuola merupakan ruang dalam sel
yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas). Cairan ini
adalah air dan
berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Selain itu, Vakuola juga berisi asam
organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali
pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Vakuola
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil
(vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai osmoregulator yaitu
pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk
mencerna makanan dan mengedarkan hasil makanan.
Pada sel daun dewasa, vakuola
mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai
ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Fungsi Vakuola:
1.
Tempat penyimpanan zat cadangan
makanan seperti amilum dan glukosa
2.
Tempat menyimpan pigmen (daun,
bunga dan buah)
3.
Tempat penyimpanan minyak atsirik
(golongan minyak yang memberikan bau khas seperti minyak kayu putih)
4.
Mengatur tirgiditas sel (tekanan
osmotik sel)
5.
Tempat penimbunan sisa metabolisme
dan metabolik sekunder seperti getah karet, alkaloid, tanin, dan kalsium
oksabit
Bagi tumbuhan,
vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan
hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut
di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi
karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme
dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan
pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.