DUNIA
MIKROBA
Dunia Mikroba
MENYERUPAI BALING-BALING Ekor cambuk Beberapa bakteri, yang merupakan kelompok
makhluk hidup bersel satu, menggunakan alat menyerupai cambuk yang disebut ekor
cambuk (flagel) untuk bergerak di lingkungan berair. Alat ini tertanam pada
selubung sel dan memungkinkan bakteri untuk bergerak ke arah yang ditentukannya
dengan kecepatan tertentu. Para ilmuwan telah cukup lama mengetahui keberadaan
ekor cambuk ini. Walaupun demikian, perincian tentang bentuknya, yang baru
muncul sekitar sepuluh tahun terakhir ini telah menjadi kejutan besar bagi
mereka. Telah ditemukan bahwa ekor cambuk bergerak dengan menggunakan “motor
hidup” yang sangat rumit dan bukannya dengan gerak getaran sederhana
sebagaimana diyakini sebelumnya. STRUKTUR RUMIT EKOR CAMBUK (FLAGEL) BAKTERI
Pada makhluk hidup yang dianggap paling sederhana oleh para penganut evolusi,
terdapat rancangan luar biasa. Ekor cambuk bakter ini adalah salah satu
contohnya. Bakteri bergerak di lingkungan berair dengan cara menggerakkan organ
yang ada pada membran sel mereka, mirip gerakan cambuk. Tatkala susunan dan
cara kerja organ ini diketemukan, masyarakat ilmiah gempar setelah tahu bahwa
ekor cambuk ini ternyata adalah sebuah motor (mesin penggerak) listrik yang
sangat rumit. Motor listrik ini tersusun atas sekitar 50 bagian, dan merupakan
keajaiban penciptaan. Mesin yang menyerupai baling-baling ini dibuat dengan
prinsip yang sama dengan motor listrik. Ada dua bagian utama padanya: satu
bagian bergerak (“rotor”) dan satu bagian diam (“stator”). Ekor cambuk bakteri
berbeda dengan sistem kehidupan lainnya yang menghasilkan gerak mekanik. Sel
ini tidak memanfaatkan energi yang tersedia yang tersimpan di dalam molekul
ATP. Sebaliknya, sel tersebut memiliki sumber tenaga khusus: bakteri
menggunakan energi dari aliran ion yang menembus selaput sel terluarnya. Bentuk
bagian dalam motor ini sangat rumit. Sekitar 240 protein yang berbeda bekerja
membangun ekor cambuk. Setiap protein ditempatkan dengan kecermatan tinggi.
Para ilmuwan telah menetapkan bahwa protein-protein tersebut membawa sinyal
yang menghidupkan atau mematikan motor, membentuk suatu persendian yang
mendukung pergerakan yang bentuknya sangat kecil, dan mendorong protein lainnya
yang menghubungkan ekor cambuk dengan selaput sel. Model-model yang dibuat
untuk menyimpulkan kerja sistem tersebut sudah cukup untuk menggambarkan
kerumitan sistem ini. Seandainya satu molekul tunggal dalam bentuk yang amat
rumit ini lenyap, atau rusak, ekor cambuk itu tidak akan bekerja dan tak akan bisa
digunakan oleh bakteri. Ekor cambuk haruslah telah ada dalam keadaan lengkap
sejak awal tanpa kekurangan sedikit pun pada bagian-bagian penyusunnya. Mesin
penggerak ini mestilah bekerja sempurna dari waktu pertama keberadaannya.
Dengan kata lain, perangkat gerak ini mustahil terbentuk perlahan-lahan,
sedikit demi sedikit secara evolusi. Mesin berbahan bakar gula Sperma adalah
sel yang bertugas membawa informasi genetis laki-laki ke sel telur dalam tubuh
ibu. Jika diperbesar, sperma terlihat persis menyerupai mesin yang dirancang
khusus untuk mengangkut muatan ini. Terdapat mesin bertenaga sangat kuat di
bagian tengah sperma. Bagian belakang mesin tersebut terhubungkan dengan ekor
sperma. Daya yang dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan baling-baling sehingga
memungkinkan sperma meluncur dengan cepat, sebagaimana ekor cambuk bakteri. Sel
sperma, juga menggunakan ekor cambuk (flagel) untuk bergerak. Karena terdapat
mesin di bagian tengahnya, maka sperma pastilah perlu bahan bakar yang
memungkinkannya bergerak. Hal ini telah diperhitungkan, dan bahan bakar terbaik
itu adalah gula fruktosa berbentuk cairan yang melingkupi sperma. Dengan
perancangan sempurna ini, sperma mampu bergerak cepat dan langsung mengarah ke
sel telur ibu. Ketika ukuran panjang sperma dan jarak perjalan yang ia tempuh
tersebut kita cermati, akan kita ketahui bahwa sperma layaknya sebuah mesin
berkecepatan tinggi. Inilah wujud sempurna sperma yang memungkinkan Anda ada di
dunia ini, dan membaca tulisan ini. Kesimpulan Ekor cambuk pada bakteri, yang
terdapat pula pada sperma, merupakan bukti nyata bahwa bahkan pada makhluk yang
dianggap “terbelakang” atau pada sel sekecil sperma, terdapat rancangan yang
luar biasa. Dengan semakin mendalamnya umat manusia mengetahui perinciannya,
semakin nyata pulalah bahwa makhluk yang oleh ilmuwan abad ke-19 dianggap
sebagai yang tersederhana seperti bakteri, sebenarnya sama rumitnya dengan
makhluk lain. Dengan kata lain, kesempurnaan penciptaan semakin jelas dengan
semakin diketahuinya rincian segala sesuatu di alam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar